kenapa-saya-sulit-jujur

Suatu hari, saya berpikir kenapa saya sulit untuk jujur di saat hati saya tidak mau berbohong. Meskipun saya bukan pembohong tapi jujur itu tetap terasa sulit bahkan terhadap diri sendiri. Kenapa?

Mari Kita Bedah

Pernah nggak kamu melihat, mendengar, atau bahkan mengalami kejadian seperti ini:

Kejadian 1

Ada seorang anak umur 7 tahun memecahkan gelas secara tidak sengaja. Si ibu yang baru pulang kerja kaget sekaligus geram melihat ada serpihan kaca di lantai, dia langsung bertanya pada anaknya, "Siapa yang mecahin gelas ini?". Anaknya menjawab, "Aku, Bu". Sontak si ibu langsung marah, membentak anaknya dengan nada tinggi, "Kamu ini gimana! ibu baru pulang kerja juga udah bikin masalah. Cape kerja, sekarang harus ngurusin ginian!"

Kejadian 2

Di sekolah, kamu tidak bawa pulpen. Kamu terpaksa pinjam sama teman. Pas mau dibalikin di akhir jam pelajaran pulpennya hilang, entah jatuh/hilang ke mana. Di dalam hati kamu udah niat mau beliin dia pulpen yang baru, jadi kamu minta maaf sama teman kamu itu tapi ternyata dia tetap aja ngomel dan tidak terima pulpennya hilang.

Bila kejadian serupa seperti ini terus-menerus terjadi tanpa kamu sadari dan pahami. Maka secara tidak sadar juga kamu akan terbiasa berbohong ketika menghadapi situasi seperti ini.

Kenapa, Ada Apa Dengan Itu?

Seringkali kita tidak bisa jujur bukan karena suka berbohong. Tapi sudah tumbuh dalam diri, takut apabila kejujuran kita tidak dihargai.

Yes, kalimat itu adalah jawaban dari pertanyaan judul ini. Kebayang gak sih, kita udah berusaha buat mengungkapkan kejadian apa adanya. Mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, sudah siap mau mengakui kesalahan, dan siap bertanggung jawab. Tapi ketika kejujuran kita ternyata tidak dihargai, itu seperti palu yang menghancurkan niat dan tekad kita tadi. Akibatnya, ketika sudah terlalu sering menghadapi situasi dan kondisi seperti itu kita lebih memilih untuk pergi, menghindar. (Dan Berbohong)

Apa Yang Bisa Dilakukan?